Kenapa Harus Menyantuni Anak Yatim?
Article

Kenapa Harus Menyantuni Anak Yatim?

  • 24 Jul 2021
  • Zahra Nur Azizah

Sudah tidak asing bagi kita mendengar istilah yatim dan piatu. Keduanya memang sama, sama-sama kehilangan orang yang mereka sayang tapi berbeda jika yatim seorang anak yang kehilangan ayahnya diusia dia yang masih kecil dan belum baligh sedangkan piatu seorang anak yang kehilangan sosok seorang ibu sejak kecil dan belum baligh.

Jika kalian perhatikan kata yatim dalam Al-Quran juga disebutkan sebanyak 23 kali dalam Al-Qur'an yaitu ada 8 kali dalam bentuk tunggal, 14 kali dalam bentuk jamak dan 1 kali dalam bentuk dua (mutsanna).

Dalam Al-Quran Allah menengaskan untuk mengurusi kehidupan, mengasuh, memberikan kenyaman dan kasih sayang, memberi makan serta mendidiknya seperti layaknya anak kandung sendiri. Hal tersebut terdapat didalam QS. Al-Baqaroh: 220 yang artinya: "Mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakan lah "Memperbaiki keadaan mereka adalah baik,"

Dengan kita menyantuni anak yatim kita termaksud orang yang berbudi dan berakhlak mulia.  Soal pahala dan kedudukan kita pasti Allah memberikan balasan yang yang serupa dihari akhir, jika kita memang melakukannya denagan ikhlas dan semata-mata untuk mencari karunia Allah.

Tidak semua makhluk ciptaan Allah memiliki hati yang sama. Pasti ada saja yang hatinya itu sangat keras seperti batu, rasa simpata saja tidak ada apalagi peduli atas kesulitan orang lain. Dengan menyantuni anak yatim merupakan salah satu terapi dan obat yang mujarab yang dapat melunakan hati yang keras. Sebagaimana wasiat Rasulullah SAW, “Sukakah kamu, jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi? Kasihilah anak yatim, usaplah mukanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi.” [HR Thobroni, Targhib wat tarhib].

Ada beberapa hal baik jika kita ingin membantu anak yatim:
1. Memberi makan dan pakaian yang layak, serta menanggung kebutuhan-kebutuhan pokoknya.
2. Mengusap kepalanya serta menunjukkan kasih sayang kepadanya, seperti yang ditunjukkan Sahabat Ibnu Umar r.a. jika melihat anak yatim, beliau mengusap kepalanya dan memberinya sesuatu.
3. Membiayai sekolahnya, layaknya menyekolahakn anakanya sendiri.
4. Mendidiknya dengan penuh kasih sayang, sebagaimana ia lakukan terhadap anak kandungnya sendiri.
5. Jika ia melakukan perbuatan yang salah dan mengharuskan di beri hukuman, maka bersikap lemah-lembut dan bijak dalam mendidiknya supaya tidak ada pikiran pilih kasih.
6. Bertakwa kepada Allah dalam mengelola harta anak yatim, jika anak yatim itu mempunyai harta kekayaan.
7. Mengembangkan harta anak yatim dan bersikap ikhlas di dalamnya, sehingga hartanya tidak habis oleh zakat.

Dengan kita memberi kebahagiaan untuk mereka, secara tidak langsung mereka akan merasakan kasih sayang yang tulus meskipun bukan dari orang tua kandungnya dan merasakan kehangatan sebuah keluarga. Mari kita buat mereka tersenyum dengan kita Bersama-sama berdonasi melalui Yayasan Wujud Aksi Nyata. Insyaallah semua niat baik kita semua dapat tersampaikan dengan baik.