
Rezeki Dalam Perspektif Al-Qur'an
Konsep rezeki yang awam pahami kebanyakan adalah
segala perihal yang didapatkan. Namun, tidak banyak awam yang menyadari secara
mendalam bahwa rezeki adalah hasil nyata yang sifatnya ekonimis. Konsep tidak
cuma-cuma melatarbelakangi pengertian rezeki di kehidupan awam.
Rezeki atau rizqi atau rizq asalnya dari kata razaqa-yarzuqu-rizqan.
Kata rezeki dan turunan katanya telah disebut 123 kali di dalam Qur’an dan 61
diantaranya disebutkan dalam bentuk kata kerja, sebagaimana contohnya dalam
Aurah Al Ma’idah ayau 88. Adapun sebanyak 62 kali disebutkan dalam bentuk kata
benda, seperti halnya ada pada Surah Al Baqarah ayat 60.
Dalam Al Qur’an, turunan istilah rezeki di antaranya
seperti Al Atha yang bermakna pemberian atau anugerah, Al Tha’am yang berarti
makanan, Al Fakihah yang artinya buah-buahan, Al Mathar yang artinya hujan, Al
Nafaqah adalah nafkah, Al Syukr yang berarti bersyukur, Al Tsawab adalah
pahala, dan Al Jannah yang artinya surga.
Demikian pula rezeki memiliki satu-satunya sumber,
yaitu Allah SWT Dzat yang Maha Pencipta dan Pemberi langsung rezeki itu. Kadang
kala kita menyebut rezeki sebagai nikmat.
Namun, sudahkah kamu merenungi melalui apa rezeki itu
turun dan kita peroleh, #KawanAksi?
Manusia hidup tidak lepas dari ikhtiar adalah
sebenar-benarnya arti kehidupan, dan rezeki adalah nikmat hasil dari apa yang
diperjuangkan adalah tepat. Manusia adalah tempatnya ingin, tempatnya mau,
tempatnya angan, dan tempatnya kecenderungan. Manusia pada fitrahnya adalah
subyek yang selalu terdorong untuk mendapatkan sesuatu.
Dan, rezeki adalah akumulasi dari apa yang telah
manusia upayakan. Tidak melulu mengenai uang saja. Ragam wujud rezeki itu kasat
dan tak kasat mata, yang dikerjakan sendiri saja. Tidak dpungkiri bahwa
terdapat hasil kerja keras orang banyak di dalamnya.
Oleh karenanya, Islam yang indah ini mengajarkan
konsep berbagi yang berdampingan dengan rezeki. Karena usaha kita bukan hanya
miliki itu tadi. Jangan lupa bahwa harta kita adalah milik sebagian orang yang
membutuhkan uluran tangan kita juga. Karena segala hal yang hakikatnya adalah
titipan itu, sebisa mungkin kita rawat untuk kemaslahatan umat. minimal ari
lingkup terkecil dulu, untuk merasakan dampak baik dan menjadi sebaik-baiknya
hamba Allah Ta’ala.
Semoga harimu menyenangkan, #KawanAksi!