Hujan turun, langit bergemuruh, atau angin berhembus kencang — semua itu bukan sekadar fenomena alam biasa. Dalam pandangan Islam, setiap peristiwa di alam semesta adalah tanda kekuasaan Allah SWT yang mengingatkan manusia akan kebesaran-Nya.
Rasulullah ﷺ mengajarkan umatnya untuk berzikir dan berdoa dalam setiap keadaan alam, baik saat turun hujan maupun ketika terjadi peristiwa yang menakutkan seperti petir dan angin kencang. Berikut beberapa doa dan hikmah yang dapat kita amalkan:
1. Doa Saat Turun Hujan: Rahmat dari Langit
Hujan adalah rahmat Allah SWT bagi bumi dan seluruh makhluk-Nya. Karena itu, Rasulullah ﷺ selalu menyambut turunnya hujan dengan doa penuh syukur:
اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا Allāhumma ṣayyiban nāfi‘an “Ya Allah, turunkanlah hujan yang bermanfaat.” (HR. Bukhari)
Doa ini menunjukkan bahwa seorang Muslim tidak sekadar menikmati hujan, tetapi juga memohon agar hujan membawa berkah dan kebaikan, bukan banjir atau bencana. Kita diajarkan untuk fokus pada aspek manfaat, bukan sekadar fenomena meteorologi.
2. Doa Setelah Hujan: Mengakui Karunia Allah
Ketika hujan telah reda, hati diajak untuk kembali bertauhid. Rasulullah ﷺ mengucapkan:
مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ Muṭirnā bi-faḍlillāhi wa raḥmatih “Kami diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah.” (HR. Bukhari & Muslim)
Ucapan ini merupakan bentuk pengakuan bahwa semua nikmat, termasuk turunnya air kehidupan, berasal dari Allah SWT semata, bukan dari alam, musim, atau perhitungan manusia. Ini adalah bentuk syukur murni.
3. Doa Saat Mendengar Petir dan Guntur
Ketika petir menyambar dan suara guntur menggema, suasana bisa mencekam. Namun, Rasulullah ﷺ mengajarkan kita untuk mengubah rasa takut menjadi ibadah:
سُبْحَانَ الَّذِي يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ Subḥānal-ladzī yusabbiḥur-ra‘du biḥamdihī wal-malā’ikatu min khīfatih “Maha Suci Allah, yang petir bertasbih dengan memuji-Nya, begitu pula para malaikat karena takut kepada-Nya.” (Mengacu pada tafsir QS. Ar-Ra‘d: 13)
Zikir ini mengajarkan kita untuk merenungkan kebesaran Allah di balik kekuatan alam; bahwa Petir pun bertasbih, dan Malaikat tunduk pada-Nya.
4. Doa Saat Angin Kencang
Angin memiliki dua sisi: ia bisa membawa kesejukan dan penyebaran benih, namun juga bisa menjadi tanda ujian dan kerusakan. Karena itu, Rasulullah ﷺ mengajarkan doa hati-hati dan tawakal:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا، وَخَيْرَ مَا فِيهَا، وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا، وَشَرِّ مَا فِيهَا، وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ Allāhumma innī as’aluka khayrahā wa khayra mā fīhā wa khayra mā ursilat bih, wa a‘ūdzu bika min sharrihā wa sharri mā fīhā wa sharri mā ursilat bih “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikan angin ini, kebaikan yang ada padanya, dan kebaikan tujuan ia dihembuskan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya, keburukan yang ada padanya, dan keburukan tujuan ia dihembuskan.” (HR. Muslim)
Doa ini menumbuhkan sikap tawakal dan kehati-hatian, membuat kita selalu memohon perlindungan Allah dalam setiap perubahan cuaca.
5. Dzikir Saat Melihat Keindahan Alam
Ketika melihat langit cerah, pelangi, atau pemandangan indah, tidak ada doa khusus yang diajarkan dalam sunnah, namun beliau sering bertasbih dan memuji Allah: Subḥānallāhi wa biḥamdih, Subḥānallāhil-‘Aẓīm (“Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung.”). Zikir ini adalah bentuk syukur tertinggi dan pengakuan atas kebesaran ciptaan Allah SWT.
Menjadikan Alam Sebagai Sarana Tadabbur
Islam mengajarkan umatnya untuk membaca alam seperti membaca Al-Qur’an — karena keduanya sama-sama tanda kekuasaan Allah. Fenomena hujan, petir, atau angin bukan hanya urusan meteorologi, tetapi panggilan untuk mengingat Sang Pencipta.
“Sesungguhnya pada pergantian malam dan siang, dan pada segala yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, terdapat tanda-tanda bagi orang yang bertakwa.” (QS. Yunus: 6)
Doa-doa yang diajarkan Nabi ﷺ bukan sekadar rutinitas, tetapi wujud kesadaran spiritual. Dengan berzikir di tengah perubahan cuaca, kita diajak untuk lebih tenang, bersyukur, dan dekat dengan Allah SWT. Setiap tetes hujan, setiap hembusan angin — semuanya mengingatkan kita: “Tidak ada yang terjadi di alam semesta ini, kecuali dengan izin Allah.”
