Apa Itu Al-Qur’an Braille?

Al-Qur’an Braille adalah versi mushaf Al-Qur’an yang ditulis dengan huruf Braille, yaitu sistem tulisan timbul yang dapat dibaca melalui sentuhan jari oleh penyandang tunanetra.

Tulisan Braille ini terdiri dari titik-titik kecil yang disusun dalam sel, dan setiap kombinasi titik mewakili huruf atau tanda tertentu. Dengan sistem ini, saudara-saudara muslim yang tidak bisa melihat tetap dapat membaca, menghafal, dan memahami Al-Qur’an seperti orang awas pada umumnya.

Sejarah Singkat Al-Qur’an Braille

Sistem Braille sendiri ditemukan oleh Louis Braille dari Prancis pada abad ke-19.
Sedangkan penerapan sistem ini dalam mushaf Al-Qur’an mulai berkembang di berbagai negara Islam pada pertengahan abad ke-20, termasuk di Indonesia.

Di Indonesia, Al-Qur’an Braille pertama kali diterbitkan oleh Lembaga Penerbitan Al-Qur’an Braille (LPAQB) di bawah naungan Departemen Agama. Kini, mushaf Braille telah banyak digunakan di sekolah luar biasa, pesantren tunanetra, dan lembaga pendidikan Islam inklusif.

Ciri-Ciri Al-Qur’an Braille

Beberapa ciri khas dari Al-Qur’an Braille antara lain:

  1. Menggunakan huruf Braille Arab (bukan Latin).
  2. Tidak berharakat penuh, melainkan menggunakan sistem tanda khusus.
  3. Ukuran fisiknya lebih tebal dan banyak jilid, karena titik Braille membutuhkan ruang lebih besar dibanding huruf biasa.
  4. Terdiri dari 30 juz dalam beberapa jilid, biasanya 10 hingga 15 jilid untuk satu mushaf lengkap.

Fungsi dan Makna Kehadiran Al-Qur’an Braille

Al-Qur’an Braille bukan hanya media baca, tapi juga simbol keadilan dan kasih sayang Islam.
Melalui mushaf ini, para penyandang tunanetra memiliki kesempatan yang sama untuk:

  • Menghafal Al-Qur’an (tahfidz).
  • Membaca tilawah harian.
  • Mengajarkan Al-Qur’an kepada sesama penyandang disabilitas.

Dengan kata lain, Al-Qur’an Braille adalah jembatan cahaya agar mereka tetap bisa “melihat” kebenaran dengan hati, meski mata mereka tak mampu melihat secara fisik.

Kehadiran Al-Qur’an Braille adalah bentuk nyata rahmat Allah yang meliputi seluruh hamba-Nya, tanpa terkecuali.
Ia menjadi bukti bahwa tidak ada keterbatasan dalam beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah.

“Sesungguhnya Kami telah memudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?”
(QS. Al-Qamar: 17)

Postingan Lainnya

Organisasi filantropi profesional yang menyalurkan donasi dan menjalankan program sosial untuk pemberdayaan desa di Indonesia.

copyright @ 2025
Terms & Conditions | Hubungi kami