Setiap tahun, peringatan Hari Guru Nasional adalah momen penting untuk merayakan dedikasi tanpa batas para pendidik bangsa. Dalam perspektif Islami, hari ini bukan sekadar apresiasi profesi, melainkan pengakuan terhadap kedudukan spiritual guru yang sangat mulia.
Islam menempatkan guru—para Ustadz, Mu’allim, dan Murabbi—pada derajat yang tinggi, melebihi profesi lain, karena mereka memegang peranan sebagai Pewaris Para Nabi (Waratsatul Anbiya’).
1. Misi Utama: Meneruskan Risalah
Tugas utama para Nabi adalah menyampaikan ilmu, membimbing umat menuju tauhid, dan mengajarkan akhlak. Setelah wafatnya Nabi Muhammad ﷺ, estafet mulia ini dipegang oleh para ulama dan pendidik.
Kedudukan Guru:
- Penyampai Ilmu: Guru meneruskan ilmu-ilmu syariat dan pengetahuan umum yang bermanfaat, yang berfungsi sebagai cahaya (nur) bagi kehidupan murid.
- Pembimbing Akhlak: Guru tidak hanya mengisi otak, tetapi mendidik hati. Mereka berjuang membentuk karakter dan moral siswa agar menjadi insan kamil (manusia sempurna) yang bertaqwa.
Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, tetapi mereka mewariskan ilmu. Barang siapa mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang sempurna.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
Hadits ini menegaskan bahwa warisan sejati kenabian adalah ilmu, dan guru adalah pemegang kunci warisan tersebut.
2. Penghormatan yang Melahirkan Keberkahan
Karena membawa warisan yang begitu agung, penghormatan kepada guru (ta’dhim) adalah kewajiban dalam Islam dan menjadi kunci utama keberkahan ilmu. Kisah-kisah ulama terdahulu dipenuhi dengan teladan penghormatan luar biasa kepada guru mereka.
Ketika seorang murid menghormati gurunya, ia tidak hanya menghormati individu tersebut, tetapi juga menghormati mata rantai keilmuan yang menghubungkannya kembali kepada Rasulullah ﷺ.
3. Hari Guru sebagai Momentum Refleksi Islami
Meskipun Hari Guru adalah peringatan nasional, dalam konteks Islami, hari ini menjadi momentum untuk:
- Meningkatkan Ta’dhim: Mengingatkan diri kita akan pentingnya adab dan akhlak kepada guru-guru kita, baik yang masih hidup maupun yang telah tiada.
- Mendoakan Guru: Mendoakan kesehatan, keberkahan rezeki, dan pahala yang berlipat ganda bagi mereka yang telah ikhlas mendidik.
- Menghargai Kesejahteraan: Mengingatkan diri dan masyarakat bahwa dukungan terhadap kesejahteraan guru adalah dukungan terhadap keberlanjutan misi kenabian.
Selamat Hari Guru Nasional! Mari kita jadikan peringatan ini sebagai pengingat bahwa peran guru jauh lebih besar dari sekadar pekerjaan. Mereka adalah tiang peradaban, pembawa warisan kenabian, dan penerang jalan bagi umat. Marilah kita selalu menjunjung tinggi dan menghormati para Waratsatul Anbiya’ kita.